Catatan: Cerita ini hanyalah fiksi untuk mengenang harimau Jawa yang sudah lama punah.
Terjalnya medan hutan tropis itu liar dan gelap. Pohon pohon beringin merajai tetumbuhan dan pemandangan dengan tonjolan akar akarnya yang merangkum besar. Tetumbuhan kecil dibawahnya digelamuti akar akar yang bergelantungan dari pohon yang terkenal angker itu. Sinar mentari yang hampir saja tak bisa menembus telah membuat dedaunan yang berserakan diatas tanah senantiasa basah dan lembab.
Gadis muda itu setengah sadar, namun ia tak yakin semuanya itu kenyataan atau hanya impian. Manis dan menggeloranya aroma hutan memenuhi udara yang teduh dan segar. Aneh sekali dia merasakan seakan akan ditempat itu tak ada batas waktu. Tak yakin dia apakah waktu itu pagi, siang atukah malam hari. Desiran jutaan daun daun diatas membisikkan dan meyakinkan gadis itu bahwa dibelantara itu adalah tempat yang tak mengenal waktu.
Begitu jelasnya kenyataan tempat dan suasana baru itu membuat ingatannya tentang hidupnya yang dulu, orang tua, teman teman dan universitas seakan hanya impian yang hampir terlupakan.
Tiba tiba ia mendengar sesuatu mendekati, langkah langkah yang diam dan pasti. Ia gosok mata untuk melihat baying bayang itu lebih jelas. Apakah itu seekor harimau? Iapun membuka mata selebar lebarnya untuk meyakinkan pandangan. Seekor harimau putih, dan instink-pun membisikkan bahwa harimau itu adalah harimau Jawa yang indah. Iapun tak takut karena harimau putih itu seakan mengisyaratkan supaya jangan takut. Matapun berkedip seperti berada diimpian karena dengan tiba tiba didepannya berjongkoklah seorang lelaki muda. Tubuh itu tinggi terselubung otot otot kuat. Gadis muda itu tak yakin apakah yang dilihatnya itu seorang pemuda ataukan seekor harimau putih. Keduanya kelihatan dipelupuk mata silih berganti.
“Nama saya Harimau”, kata pemuda itu sambil tersenyum. “Kau cantik sekali, Kiyanti”. Dengan lembut jari jari panjang itu membelai rambut Kiyanti yang panjang dan berkilauan. Seperti ter-hipnosi , Kiyanti membiarkan jemari itu mengelus pipi dan lehernya. Dengan pasrah Kiyanti menikamati sentuhan itu.
Disaat manusia harimau itu menciumnya, Kiyanti bisa melihat kilas bayangan pemuda tampan dan harimau putih silih berganti. Gadis yang bernama Kiyanti itupun merasakan dirinya telah jatuh hati. Sentuhan dan ciuman itu membawanya semakin dalam kedunia abadi yang tak mengenal batas waktu. Kenyataan akal pikirannya sekarang sudah ia dambakan untuk sang kekasih, si pemuda harimau putih.
Sudah setahun lamanya termuat disurat kabar bahwa mahasiswi bernama Kiyanti itu dinyatakan hilang dan tak tertemukan kembali disaat melakukan exspedisi di tengah tengah hutan tropis yang sudah langka di Pulau Jawa.
Keyataan Tentang Harimau Jawa (Diterjemahkan dari Tigerhomes.org)
Harimau Jawa, Panthera tigris sondaica, dulu pernah hidup di Pulau Jawa dan terakhir terlihat pada tahun 1972 dan sejak itu telah dinyatakan musnah selama lebih dari 30 tahun yang lalu. Tiga macam harimau telah dinyatakan musnah dalam waktu 70 tahun ini yaitu harimau Bali, Caspian tiger dan harimau Jawa.
Nama ilmiah: Panthera tigris sondaica
Wawasan: Pulau Jawa, Indonesia
Berat rata rata: Betina 75-115 kg. Jantan 100-141 kg.
Ukuran: Betina tak diketahui. Jantan: 2.48 m
Makanan: Semua harimau adalah carnivore yang pada umumnya memangsa babi hutan, kijang, rusa, kerbau dan binatang mamal besar lainnya. Selain itu juga memangsa binatang mamal kecil lainnyda dan burung.
Masa kandungan: sekitar 103 hari
Saat dewasa: 18 bulan sampai 2 tahun.
Kelahiran: 2 – 3 anak harimau yang beratnya sekitar 1 – 1.5 kg dan mata masih tertutup disaat lahir.
Umur: 10 – 15 tahun
Musuh harimau: Manusia dan yang lainny tak diketahui
Kehidupan social: Sendiri (kecuali disaat perkawinan)
Luas teritori: Tak diketahui. Sekarang harimau masih hidup liar di India, Mancuria, Cina, Sumatra dan Siberia.
Status konservasi: Harimau Jawa dinyatakan punah sejak tahun 1970-an.
Catatan: Di Jawa dan kepulauan lainnya di Indonesia terdapat banyak dongeng tentang manusia harimau atau yang lebih dikenal dengan “Harimau Jadi-jadian” Legenda ini dan seorang teman telah memberikan inspirasi untuk menulis cerita ini.